Probolinggo – Jurnalis Probolinggo menggelar aksi demo sebagai bentuk penyikapan kekerasan yang dialami Andi Nurkholis, wartawan JTV, saat liputan kegiatan kunjungan Menteri KKP di Situbondo, kemarin. Nurkholis mendapat perlakuan kasar dari salah seorang pria berpenampilan rapi yang diduga dari rombongan kementerian.
Dari video yang beredar, Nurkholis tampak didorong secara kasar oleh seorang pria berbaju putih panjang, celana kain hitam, sambil menenteng payung dan tas cangklong hitam.
Insiden tersebut menuai protes keras dari para Jurnalis Probolinggo. Bahkan, Komite Keselamatan Jurnalis (KSJ) di Jakarta beranggotakan lembaga pers semacam PWI, AJI, IJTI, AMSI dan lembaga sipil YLBHI pun melayangkan surat protes.
Aksi jurnalis Probolinggo ini berangkat dari markas museum menuju gedung dewan. Tiga komponen dari Jurnalis Probolinggo (JisPro), PWI, dan Pokja Kraksaan membawa poster dengan berbagai tulisan, yang intinya mengecam dan meminta pihak berwenang mengusut masalah tersebut.
Mereka juga meminta kepada pihak-pihak terkait untuk tidak melecehkan profesi jurnalis yang dalam menjalani tugasnya dilindungi dengan UU N0 40 tahun 1999 tentang Pers.
Di kantor dewan, wartawan ditemui Wakil Ketua DPRD Haris Nasution, dan hadir pula Kapolres AKBP Raden Muhammad Jauhari.
Wartawan meminta DPRD Kota Probolinggo untuk meneruskan aspirasi jurnalis ke DPR RI. Dengan harapan, agar DPR RI mengevaluasi sistem pengamanan pejabat negara saat melakukan kunjungan kerja yang didalamnya terdapat kegiatan peliputan oleh jurnalis.
Adapun tuntutan yang disampaikan, yakni meminta DPR RI untuk mengevaluasi sistem pengamanan pejabat negara saat kunjungan kerja dengan tidak menghalangi tugas jurnalis.
“Terakhir, wartawan Probolinggo meminta pemerintah pusat untuk menetapkan protap pengamanan kegiatan kunjungan pejabat negara, dengan memperhatikan azas kebebasan pers,” pungkas Eko Hardianto.(mhd/fer)
sumber : MEMORANDUM.co.id