Site icon www.kulitinto.com

Khamenei Umumkan Lima Hari Berkabung atas Meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Khamenei Umumkan Lima Hari Berkabung atas Meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi. Sumber iNews.

Khamenei Umumkan Lima Hari Berkabung atas Meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi. Sumber iNews.

KulitInto.com – Iran diliputi suasana duka setelah Presiden Ebrahim Raisi (63) dinyatakan meninggal dalam kecelakaan helikopter pada Senin (20/5). Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, segera mengumumkan lima hari berkabung nasional sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada presiden yang baru menjabat sejak 2021 tersebut.

“Saya mengumumkan lima hari berkabung publik dan menyampaikan belasungkawa saya kepada rakyat Iran,” kata Khamenei dalam pernyataan resminya sehari setelah insiden tragis tersebut. Khamenei, yang memiliki otoritas tertinggi di Iran, menyampaikan rasa duka mendalam kepada seluruh rakyat Iran atas kehilangan ini.

Kecelakaan tersebut terjadi di provinsi Azerbaijan Timur. Berdasarkan laporan dari kantor berita AFP, helikopter yang ditumpangi Raisi dan sejumlah pejabat lainnya jatuh di wilayah pegunungan yang diselimuti kabut tebal. Tim penyelamat menemukan helikopter tersebut pada hari Senin dan segera mengkonfirmasi bahwa semua penumpang, termasuk Raisi, telah meninggal dunia.

Selain Raisi, kecelakaan tersebut juga merenggut nyawa Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, yang dikenal dengan sikap kerasnya terhadap Israel dan skeptisismenya terhadap Barat. Tujuh orang lainnya, termasuk pilot, pengawal, dan pejabat politik serta agama juga turut menjadi korban. Menyusul tragedi ini, Khamenei menunjuk Wakil Presiden Mohammad Mokhber (68) sebagai presiden sementara. Mokhber akan menjalankan tugas-tugas presiden hingga pemilu yang dijadwalkan akan digelar dalam waktu 50 hari mendatang.

Dalam pernyataannya, Khamenei mengingatkan warga Iran untuk tetap tenang dan tidak khawatir terhadap keberlangsungan kepemimpinan negara. “Tidak akan ada gangguan dalam pekerjaan negara,” tegasnya, merujuk pada kestabilan pemerintahan meski di tengah situasi yang penuh gejolak ini.

Kabar duka ini pertama kali diumumkan oleh TV pemerintah Iran, yang menyampaikan bahwa “abdi bangsa Iran, Ayatollah Ebrahim Raisi, telah mencapai tingkat kesyahidan tertinggi.” Stasiun televisi tersebut juga menayangkan gambar-gambar kenangan semasa hidup Raisi, mengingatkan publik akan sosok presiden yang dikenal dengan pandangan ultrakonservatifnya. Ebrahim Raisi telah memimpin Iran di masa-masa sulit, dengan negara yang diguncang oleh protes massal, krisis ekonomi yang diperburuk oleh sanksi Amerika Serikat, serta ketegangan yang terus meningkat dengan musuh bebuyutan, Israel. Meskipun demikian, Raisi tetap teguh dalam menjalankan tugasnya hingga akhir hayat.

Sebelum kecelakaan terjadi, pada hari Minggu (19/5), Khamenei telah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak khawatir. Pencarian terhadap puing-puing helikopter masih berlangsung saat itu, namun harapan mulai menipis. Khamenei menegaskan bahwa kepemimpinan republik Islam tidak akan terganggu dan pemerintahan akan terus berjalan sesuai rencana.

Dengan berkabungnya Iran selama lima hari ini, rakyat Iran diharapkan dapat memberikan penghormatan terakhir kepada presiden mereka. Berbagai upacara dan doa bersama dijadwalkan akan digelar di seluruh negeri, mengingat jasa dan pengorbanan Ebrahim Raisi selama masa jabatannya. Kejadian tragis ini tentunya menjadi babak baru dalam sejarah Iran. Pemilihan presiden yang akan datang diharapkan dapat membawa pemimpin baru yang mampu melanjutkan visi dan misi yang telah dirintis oleh Raisi, sekaligus membawa Iran menuju masa depan yang lebih stabil dan makmur.

Baca juga: Kecelakaan Tragis di Kawasan Bromo, Rombongan Pengantar Pengantin Masuk Jurang

Sumber: Detik.

Exit mobile version