Jakarta – Tagar Institute kembali menggelar webinar jurnalisme dengan tema “Penulisan Berita dan Teknik SEO untuk Berita” dengan menghadirkan pembicara Fetra Tumanggor selaku Redaktur Eksekutif Tagar.id dan Dewan Eksekutif Tagar Institute.
Webinar jurnalisme pada Senin (15/2/2021) dari pukul 13.00-15.00 WIB ini diadakan secara gratis dan terbuka untuk karyawan, wartawan, umum dan mahasiswa. Fetra Tumanggor menjelaskan bagaimana penulisan berita yang baik dan menarik. Ia juga menjelaskan tentang teknik SEO untuk berita.
Menurut Fetra, berita merupakan produk utama jurnalistik yang terdiri dari 4 jenis berita. Pertama, straight news (berita langsung/seketika) adalah berita yang ditulis secara singkat, padat, dan lugas. Biasanya merupakan hasil liputan terkini dari sebuah peristiwa yang terjadi.
Kedua, indepth reporting ialah berita yang lebih lengkap dan mendalam dari sebuah peristiwa atau kejadian yang biasanya merupakan pengembangan dari berita straight news. Ketiga, berita investigasi merupakan berita yang mengungkap sebuah peristiwa atau kasus yang biasanya tidak banyak diketahui, misterius, atau penuh teka-teki. Terakhir, opini merupakan Berita yang berisi pendapat, analisis, komentar, atau pernyataan seseorang tentang sebuah peristiwa atau isu aktual yang ditulis langsung oleh narasumber di sebuah media atau platform.
Menurutnya, sebuah berita dinyatakan lengkap atau sempurna jika menyajikan informasi yang sudah memenuhi unsur dan dikenal dengan istilah 5W1H. Kemudian nilai berita digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu tulisan diangkat menjadi berita. Semakin tinggi nilai berita yang dikandung dalam sebuah peristiwa semakin kuat peristiwa tersebut diangkat sebagai berita.
Fetra juga menambahkan, terdapat 8 parameter sebuah berita layak menjadi nilai berita kemudian di publish sebagai berita.
Berita layak di-publish ketika mempunyai magnitude atau dampak, sejauh mana sebuah peristiwa atau kebijakan mempunyai pengaruh luas atau dampak bagi publik. Ia memberi contoh mengenai kenaikan harga beras. Selanjutnya signifikan, berarti seberapa penting sebuah peristiwa atau kebijakan terhadap kepetingan publik. Contohnya, pemberian vaksin Covid-19. Kemudian harus aktual, yaitu tingkat aktualitas suatu peristiwa atau peristiwa yang baru saja terjadi. Seperti peristiwa semenit, sejam, atau maksimal sehari yang lalu.
Begitu juga dengan kedekatan, menurutnya sebuah berita mempunyai kedekatan secara geografis atau psikologis terhadap sebuah daerah, agama, suku, atau negara. Contohnya yaitu informasi gempa di Medan sangat berguna bagi warga Medan. Berikutnya, ketokohan seseorang yang terlibat dalam sebuah peristiwa sangat mempengaruhi sebuah berita layak di-publish atau tidak. “Pejabat atau artis cerai, layak jadi berita. Tetangga sebelah cerai, ora urus,” terang Fetra mencontohkan.
Tidak hanya itu, konflik juga layak dipublish sebagai berita karena sebuah peristiwa perang selalu menarik menjadi sebuah berita. Selanjutnya, human interest yang menyentuh kemanusiaan dan sangat menarik jika dijadikan berita. Terakhir, yaitu hal-hal yang unik dan perlu diketahui publik layak dijadikan berita.
Dalam sebuah berita harus mengikuti kode etik jurnalistik yaitu faktual, berita harus nyata terjadi, tidak bohong, bukan karangan, dan bukan hoax. Akurat dengan memastikan kebenarannya, lakukan verifikasi, cek, dan cek ulang (check and recheck). Sebuah berita harus berimbang atau cover both side, apalagi jika menyangkut tuduhan terhadap seseorang. Dalam menulis berita, wartawan dilarang memasukkan opininya, tulis saja apa adanya berdasarkan fakta. Terakhir, untuk tidak plagiat, dengan tidak mengutip berita orang lain menjadi berita sendiri. Jika harus mengutip, harus mencantumkan sumber yang dikutip untuk menghargai hak cipta orang lain.
“Ini menjadi salah satu kunci bagaimana agar berita kita dibaca banyak orang yaitu harus menarik. Membuat berita yang menarik dan enak dibaca, membuat judul yang mampu membuat orang tertarik, dan membuat paragraf pertama yang menjadi kunci orang akan terus membaca berita kita,” kata Fetra.
Fetra juga menjelaskan tentang tips dan trik SEO untuk berita. Search Engine Optimization atau SEO artinya mengoptimalkan mesin pencari. Maka dari itu, penting untuk kita mengetahui tips dan triknya.
Pertama dengan upayakan berita jangan terlalu pendek. Kedua, sebelum membuat berita dan judul tentukan dulu keyword atau kata kunci yang mau dibidik. kemudian tempatkan keyword di judul artikel, deskripsi, alt image atau nama file gambar, paragraf pertama, tengah, dan akhir.
Selanjutnya gunakan sinonim keyword tersebut pada paragraf lain agar tulisanmu tidak garing. Tetapi jangan jejali tulisan dengan menempatkan keyword pada semua paragraf. Berikutnya tautkan artikel atau berita yang relevan pada artikel tersebut. Kemudian tidak melakukan posting copy-paste. Setelah itu jika terdapat kata asing, nama ilmiah dan bahasa daerah gunakan italics. Apabila berita di satu kota, upayakan nama kota ada di judul dan nama provinsi di leads.
“keyword atau kata kunci adalah kata yang kemungkinan besar akan dicari orang di Google,” katanya. Kemudian Fetra memberikan contoh judul “GMKI Akan Mengadakan Pelatihan Wirausaha Mahasiswa” untuk menerangkan dan mencari kata kunci baru agar berada di halaman satu Google.
Sebelum menutup webinarnya, Fetra kembali mengingatkan pentingnya kode etik jurnalistik dalam penulisan berita. “Tidak boleh jurnalis keluar dari kode etik jurnalistik, itu sudah jelas aturanya,” tutup Fetra Tumanggor. (Deapenia Jannah)