JAKARTA – Polri menegaskan tidak anti kritik terkait ramainya netizen membagikan bukti adanya ancaman usai mencuit ‘bisakah polisi se-Indonesia diganti satpam bank‘.
Kabag Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan Polri menegaskan kritik tersebut akan diterima sebagai bentuk evaluasi Polri.
Menurutnya kritik akan kinerja polisi juga sebagai bentuk kepedulian dari masyarakat.
Baca Juga: Wisata di Kota Aarhus, Tempat Final Piala Thomas 2020 Digelar
“Polri tidak anti terhadap kritik-kritik yang disampaikan oleh masyarakat,” kata , Senin, 18 Oktober 2021 seperti dikutip dari laman Humas Polri.
Ramadhan menjelaskan polisi akan menindaklanjuti bila ada pengaduan dugaan tindak pengancaman tersebut. Dia menyebut penanganan laporan akan dilakukan secara profesional.
“Untuk itu, kepolisian merespons dengan menindaklanjuti laporan atau pengaduan secara profesional, transparan, dan akuntabel,” ujar dia.
Baca Juga: Fajar Alfian Selebrasi, Balaskan Dendam Provokasi Mathias Boe di Indonesia Open 2017
Saat ditanyai perlu atau tidaknya korban melapor soal ancaman setelah mencuitkan ‘bisakah polisi se-Indonesia diganti satpam bank‘ tersebut, Ramadhan menyatakan Polri menjunjung tinggi keaslian dalam menegakkan hukum.
“Nanti kita lihat. Yang jelas, Polri menjunjung tinggi keadilan dalam penegakan hukum,” tuturnya.
Dilansir dari pikiranrakyat.com seorang pengguna Twitter bernama Fachrial Kautsar dengan nama akun @fchkautsar menerima teror online berkepanjangan setelah cuitannya viral di media sosial.
Pada 13 Oktober 2021, Fachrial berkicau di akun Twitter pribadinya. “Polisi se-Indonesia bisa diganti satpam BCA aja gaksih,” sebut Fachrial dalam cuitannya.
Fachrial berkicau soal itu ketika sedang ramai video oknum polisi membanting mahasiswa yang berdemonstrasi di Tangerang.
Cuitan Fachrial kemudian ramai di-retweet dan disukai netizen. Tak lama kemudian, Fachrial melaporkan bahwa dirinya mendapatkan teror akibat cuitannya itu.
Baca Juga: Aksi Sangar Robert Pattinson dalam Trailer ‘The Batman’
Dalam foto tangkap layar yang dibagikan Fachrial, tampak sejumlah orang mengirim pesan intimidasi ke akun Instagram Fachrial. Ada pula yang mengancam akan membunuh Fachrial.
Terdapat juga pengirim pesan yang mengancam akan mematahkan leher Fachrial.
Selain itu, Fachrial juga mengaku berkali-kali mendapatkan telepon dari nomor tidak dikenal.
“Uniknya bisa tahu dua nomor saya yang berbeda provider. Padahal yang 1 hanya saya gunakan untuk paket data,” kata Fachrial.
Fachrial mengabarkan dirinya mendapatkan teror pada 15 Oktober 2021 dan masih berlanjut sampai 16 Oktober 2021.
“Saya sengaja deactive IG karena semakin banyak DM dan mention ancaman yang datang lewat IG,” kata Fachrial.
Sumber: suaramerdeka.com