Banjir bandang dan longsor akibat hujan deras pada Minggu (4/4/2021) pukul 01.00 WITA melanda beberapa wilayah yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bencana ini mengakibatkan kerusakan pada sejumlah pemukiman warga, fasilitas umum, fasilitas transportasi dan menimbulkan puluhan korban tewas.
Musibah ini mengundang banyak sekali simpati dari seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya warganet yang menggunakan tagar #SolidaritasUntukNTT beserta simpati mereka yang berharap agar bantuan segera dikirimkan kepada para korban di NTT. Banyak sekali ebberapa wilayah yang terdampak bencana banjir dan longsor, untuk saat ini yang mengalami kerusakan terparah ada delapan desa antara lain Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Alor, Kabupaten Malaka, Kabupaten Sabu Raijua.
Hingga Senin malam, Pemprov NTT mencatat ada 84 korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor. Sementara itu, 71 orang masih dalam pencarian.
Hingga saat berita ini ditulis, sebanyak 38,2 ribu cuitan diunggah dengan menggunakan tagar #SolidaritasUntukNTT.
Beberapa bantuan sudah mulai datang seperti makanan cepat saji, pakaian, selimut, masker, beras hingga obat-obatan. Bantuan disalurkan melalui helikopter karena kondisi lokasi yang akan diberikan bantuan mulai sulit dijangkau akibat terputusnya moda transportasi darat. Beberapa publik figur juga banyak mengadakan penggalangan dana yang nantinya akan diberikan kepada para korban musibah longsor dan banjir di NTT.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 128 orang meninggal dunia dampak Sebanyak 8.424 orang dari 2.019 keluarga mengungsi.
Dengan rincian korban meninggal dunia, Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Sementara itu jumlah pengungsian terbesar berada di Kabupaten Sumba Timur: 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958 orang, Rote Ndao 672 jiwa (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK) dan Flores Timur 256. Orang hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.
BNPB juga mencatat kerugian materil yang diakibatkan cuaca ekstrem di NTT ini antara lain 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat (RB), 118 unit rumah rusak sedang (RS) dan 34 unit rumah rusak ringan (RR), sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR dan 84 unit lain terdampak.
Kerusakan tersebut dengan rincian di Kota Kupang 10 unit rumah rusak sedang dan 657 unit rumah terdampak. Kemudian di Kabupaten Flores Timur 82 unit rumah rusak berat, 34 unit rumah rusak ringan, 97 unit rumah terdampak dan delapan unit fasum rusak berat. Sementara di Kabupaten Malaka, 1.154 unit rumah terdampak dan 65 fasum terdampak. Di Kabupaten Ngada 4 unit rumah rusak berat, dua unit rumah rusak sedang dan satu fasum terdampak.
Semoga segala bantuan dan para relawan bisa segera sampai ke lokasi bencana alam, mengingat fasilitas transportasi ke beberapa titik lokasi terputus. Harapannya semoga bencana ini segera mereda dan saudara kita yang di NTT bisa beraktifitas kembali.