Pada tahun 2017, sejumlah orang termasuk seorang pengemudi televisi swasta Enikass, tewas dalam sebuah ledakan di dekat stasiun. Sementara pada 2018, seorang petinggi media diculik oleh orang-orang bersenjata tak dikenal, tetapi kemudian dibebaskan.
Jurnalis Afghanistan lainnya juga tewas dalam pemboman bulan lalu, tercatat 10 jurnalis dan staf media tewas pada 2019.
Menurut Reporters Without Borders, Afghanistan adalah salah satu negara paling berbahaya bagi jurnalis.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu, tetapi afiliasi ISIS yang bermarkas di Afghanistan timur telah mengklaim sebagian besar serangan terhadap warga sipil di wilayah tersebut.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Tariq Arian mengatakan dalam satu setengah dekade terakhir, sebagian besar jurnalis yang tewas merupakan korban militan Taliban.
Sementara juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid membantah keterlibatan kelompok itu dalam insiden tersebut.